Laman

Senin, 12 September 2016

Kegagalan pertama

Hmm. Jadi melalui blogpost ini, saya akan menceritakan tentang struggle dan titik down saya, serta apa yang membuat saya bertahan di negeri Panser ini.

Tanggal 26 Agustus lalu, saya bersama teman saya, Klaudia Leo, diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berangkat ke Deutschland dalam rangka melanjutkan studi. Sebetulnya saya tidak pernah menyangka saya akan berangkat bersama sahabat saya, karena masalah visa saya. Saya sangat khawatir karena visa saya benar-benar keluar mepet, dan ajaibnya, visa saya keluar pada saat dan jam yang bersamaan dengan teman saya.

Saya dan teman saya berangkat hanya bermodal 2 hal : Nekad dan Tekad.
Iya, nekad. Kami tanggal 1 September bakal ikut ujian. Sementara biasanya orang orang akan ngambil vorkurs dulu (les persiapan buat ujian), baru ujian tahun depannya. Iya tekad, karena hasrat kami yang dasarnya bosen nganggur, ya monggo dicoba.

Tanggal 27, kami berdua sampai di Flughafen München, lalu berangkat ke Würzburg keesokan harinya. Karena waktu yang sangat singkat (tanggal 1 saya harus Aufnahmepruefung di Karlsruhe), kami masih amatir dan super sibuk untuk membereskan barang bawaan kami, juga masih agak2 homesick, kami gak sempet belajar buat Aufnahmepruefung. Belajar sih, tapi paling gak matang banget. Sesampainya di Wuerzburg, kami langsung pesan bus, dan berangkat ke Karlsruhe keesokan harinya.

Di Karlsruhe, kami berdua menumpang di rumah kakak kelas kami. Kami selalu pulang malem, buat belajar bareng di Bibliothek KIT, sekalian mantengin cowok ganteng juga. Tiap hari pergi dan pulang, saya sama temen saya itu selalu ,,tos" sama tembok Studienkollegnya (kali-kali aja kalo begitu bisa diterima), bukan cuma tos, kadang saya senderan juga di temboknya. Kita juga ngikutin tutorium dari KMKI (thank you kak Peter, dan kakak lainnya jugaaa !).

Sebenernya apa sih yang bikin saya suka sama Studienkolleg Karlsruhe ?
1. Karena namanya. Karlsruhe.
Ruhe. Ruhe. Ruhe. Ruhe artinya ketenangan. Meskipun saya bawel, saya suka banget sama yang namanya tenang. Mungkin aneh ya, tapi saya bahkan gak bisa belajar kalau ada suara sedikit, kayak orang balik buku, atau buka pintu. Bahkan terkadang, suara orang napas terlalu kenceng itu bisa ganggu saya. Bibliotheknya (Perpustakaan) itu tenang banget, paling berisik kalau ada suara orang batuk.
2. Air kerannya enak
Dari semua air keran yang saya cobain di Jerman. Harus diakui, bahwa air keran di Bibliothek KIT itu paling enak, seger, dan gratis (ofcourse). Bahkan saking enaknya, saya bawa botol minum buat di refill air kerannya lol.
3. Akomodasi terbilang lumayan gampang.
Banyak Wohnung-wohnung yang available. Gak kayak di Muenchen, cari wohnung sama spongebob cari jodoh gampangan spongebob cari jodoh kali.

Thats it. Tapi gua harus menerima kenyataan. Kalau gua gagal. Gagal. Gagal (biar agak dramatis)

Jadi, pengumumannya itu tanggal 5 September hari Senin, sehabis gua ikut ujian di Muenchen, dan waktu itu saya lagi nginep di rumah kenalan saya. Namun entah kenapa, karena banyak yang harus diperiksa, mereka (KIT) ngundur pengumumannya jadi keesokan harinya (6 September) dan waktu itu saya lagi di bus menuju Wuerzburg. Sebenernya saya gak mau buka pengumuman itu, tapi karena teman saya buka dan dia diterima. Saya juga penasaran. Akhirnya saya buka, dan nangis.

Mungkin ada rencana Tuhan kenapa pengumuman itu diundur. SEANDAINYA, saya tau bahwa saya gak diterima waktu saya di Muenchen, mungkin saya bakal nangis di tempat saya nginep, dan itu malu banget.

Perasaan saya campur aduk. Takut, stress, dan sedih. Kenapa saya takut ? Karena Jerman memberlakukan aturan, kalau dalam jangka waktu tertentu, orang tersebut gak dapet Studienkolleg, maka visanya gak bakal bisa diperpanjang, dan pulang ke negara asalnya. Dan kalau pulang, kebayangkan waktu, uang, tenaga, dan pastinya kekecewaan keluarga ?

Sebenernya agak kontras sih. Disaat teman saya begitu senangnya diterima, dan mengabari semua orang. Saya lagi terhisak di dalam bis yang rame, berusaha untuk sembunyi dibalik mata bengkak supaya gak dilihat semua orang. Saya malu mengakui kegagalan saya, kalau saya gak diterima. Jadi kalau ada yang nanya saya, saya selalu jawab, saya belum lihat (padahal mah udah lihat). Saya udah bertekad untuk kuliah pada semester ini, saya gak mau buang2 uang, waktu dan tenaga lagi, dan kegagalan disini telah membuang 50% dari kesempatan saya. (saya hanya tes di 2 universitas, tes masuk muenchen akan saya ceritakan di post selanjutnya, beserta mengapa saya bisa gagal pada tes Karlsruhe ini).

Saya sampai di Wuerzburg sore, dan saya menangis kurang lebih 5 jam. Setelah nangis, kepala saya sakit, mata bengkak, dan ngantuk.

Pengumuman Muenchen masih 4 hari lagi (10 September) . Dan menunggu itu rasanya menyiksa banget.
Saya bertekad bahwa saya harus masuk Muenchen bagaimanapun caranya. Saya berdoa novena 3x salam Maria, doa Rosario, dengerin lagu-lagu Rohani, semua jurus saya keluarkan. Saya merasa dengan itu semua, saya mendapat kekuatan.

Namun tetep aja, saya down berat. Keesokan harinya, teman saya udah pergi ke Karlsruhe, saya sendirian di rumah, dalam keadaan depresi. Mungkin agak lebay ya, tapi 4 hari nunggu hasil Muenchen itu udah kayak 4 tahun. Saya berusaha agar 4 hari itu berlalu cepat dengan cara tidur-pergi-tidur.

Hari itu 7 september, kalau kalian belom tau. Jalanan di Wuerzburg itu kayak hiking. jadi sekalinya nanjak ya nanjak banget, sekalinya turun ya kayak mau jatoh. Saya sengaja bangun jam 8 pagi, lalu pergi ke pusat kota, dengan jalan kaki. Sebenernya disini disediain bus, karena jarak dari tempat tinggal saya ke kota agak jauh. Tau gak kenapa saya jalan kaki ? Saya sengaja, biar waktunya cepet abis, saya kecapean, sampe rumah cepet tidur. As simple as that. Kalau kalian mau tau, waktu saya post gambar di insta (Alte Mainbruecke), kelihatannya kayak saya lagi senang-senang, jalan-jalan sendirian. Padahal waktu saya post itu, saya lagi down berat ! Mana suasananya mellow banget, sepi, dibawah ada sungai, ada yang main violin, jones lagi. Kan bikin tambah mewek.


Alte Mainbruecke



Masak pun saya males. Pagi saya cuma makan koko crunch, siang koko crunch, malam koko crunch. Bahkan ketika makan pun, gak ada alasan apa-apa, saya nangis. Lagi di toilet, saya nangis. Mau tidur ? juga nangis.

Namun, saya sadar, saya gak boleh gini. Kalau baru gini aja udah mewek, gimana mau survive ?

Saya ingat satu buah quotes dari Merry Riana :

"Serahkan segalanya pada Tuhan, dan Dia akan memberikan jalan padamu. Yakinlah bahwa semua akan indah pada waktu-Nya. Dia akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah menuju kebaikanmu. Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan bisa diraih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa, maka Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah."

Saya berusaha menyusun lagi harapan saya, dan mengakui kegagalan itu bukan sesuatu yang memalukan. Kenapa saya malu kalo saya gak diterima ? Setiap orang punya kegagalan masing-masih, dan ini giliran saya. Gak selamanya roda akan selalu di atas, roda itu berputar juga. Justru ketika kita lagi dibawah, kita diuji, seberapa besar iman kita. Saya juga percaya doa saya pasti terkabul. Masuk Studienkolleg Wintersemester 2016/2017. Saya yakin, selama tujuan saya baik, dan usaha saya maksimal, Tuhan akan mengabulkan permohonan saya. Melalui kegagalan ini saya belajar, belajar untuk tidak sombong. Kalau saya diterima dua-duanya, bisa aja saya jadi sombong, merasa diri paling hebat, dan siapa yang sombong, pasti akan jatuh, saya juga bisa lebih menghargai apa yang saya dapatkan.

Tiba-tiba hari Jumat, 9 September, ada email masuk ke akun saya. Saya diterima. Studienkolleg (yang katanya) nomor satu di Jerman.

                                                                                        ---
(Masih di) Wuerzburg, 12 September 2016,


Caroline.


Jumat, 05 Februari 2016

PERSIAPAN MASUK UNIVERSITAS

Hai semuanya ! Jadi di post an kali ini, tugas aku adalah buat tulisan tentang persiapan masuk universitas. Sebenernya, perndaftaran universitas yang aku mau, pendaftarannya masih lama banget, kira-kira juli-september gitu ya, aku juga lupa hehehe.

Jadi, aku udah pernah buar tulisan yang judulnya ,,Meine Traumuniversitaet" yang artinya universitas impian. Yah, disini aku mau nambahin salah satu universitas impian aku satu lagi yaitu,

FREIE UNIVERSITAET BERLIN


Freie ini salah satu universitas top di jerman, dan masuknya pun gak mudah. Untuk masuk ke universitas ini, kita harus punya Deutschkenntnisse, atau kemampuan bahasa jerman, minimal B2, puji Tuhan, kemaren aku berhasil lompat ke B13, jadinya aku bisa superintensiv bahasa jerman april nanti, dan keburu ambil Goethe Zertifikat sebelum bewerbung atau pendaftarannya.

Berbeda dengan tempat kuliah lainnya, disini Zeugnis atau raport, apalagi raport kelas 12 sangat dibutuhin banget ! Jadi aku harus banting tulang supaya nilai ku bagus dan meningkat di semester 2 ini.

Alasan aku mau kuliah di jerman adalah karena kakak ku juga kuliah di jerman, dan aku lihat banyak perubahan positif semenjak dia ke jerman, selain itu biaya kuliah di jerman juga gak semahal kuliah di luar negeri lain kayak Australia, Amerika, dan lain-lain, juga karena aku cinta banget sama jerman, kulturnya, bahasanya, negaranya, artis-artisnya. ICH LIEBE LIEBE LIEBE DEUSTCHLAND SEHR UND MOCHTE DORT STUDIEREENNN BITTEEEEE.

Setelah aku lulus nanti (AMIN), aku gak mau nganggur-nganggur, untuk memantapkan ku supaya bisa hidup disana HAHA, tentunya selain ikut kursus bahasa jerman, aku juga ingin ikut kursus memasak dan komputer, karena dua keahlian itu mungkin aku butuhkan saat berada disana.

Aku juga harus mempersiapkan visa, bolak balik ke Botschaft (kedutaan jerman), terjemahin dokumen-dokumen ke penerjemah tersumpah, masih banyak hal yang harus aku perjuangkan.

Jadi perjuangan saya gak berhenti sampe lulus SMA aja, tapi perjuangan saya masih sangat panjang. Iya gua tau aneh karena dalam satu cerita kadang pake aku, kadang pake saya, kadang pake gue.

Gue cuma berharap, gue bisa bertahan menghadapi try out-try out, dimana dapet nilai bagus di try out pasti lebih susah dibanding nilai ulangan harian. Tapi gue akan berusaha semaksimal mungkin sampai titik darah penghabisan demi cita-cita gue ini *lebay*. Karena gue tahu, I'm not alone, Tuhan ada dan berjuang bersama-sama gue.

See you on the top
Berlin, masih Jakarta, 5 Februari 2016.

BERLIN HERE I COMEEEEEEEEEEEEEE !

Selasa, 19 Januari 2016

Langkah Penentu Masa Depan

Hai teman-teman ! Sebelum nulis, aku mau ucapin "HAPPY TUESDAY !".

Semoga selasa kalian indah ya. Maaf banget udah lama gak update post *kayak ada yang nungguin aja* . Kangen kan ? Kangen kan ? KANGEN KAN ?! Pasti kangen.
Yap teman-teman, sekarang saya yang niatnya rutin update post, ternyata gagal. Tidur aja gak rutin, gimana mau update blog ?
Jadi kan sekarang saya udah kelas 12, banyak banget ujian yang harus saya hadapi, namun saya tidak takut, karena Tuhan Yesus bersama saya ! Saya bener-bener butuh nilai kelas 12, karena di tempat kuliah yang saya tuju, kayaknya sih, cuma butuh rapor kelas 12, tapi saya belom cek ulang kepastiannya. Stress gak sih ? Stress banget. Meskipun cuma rapor kelas 12 doang yang dipakai, tapi saya gak kecewa kok, kan ijazah juga diitung dari semester 3,4,5. Saya cuma berharap supaya semester 2 ini, saya bisa mempertahankan atau lebih baik lagi jika bisa meningkatkan nilai-nilai saya. Untuk meningkatkan nilai tentu tidak mudah, harus ada perjuangan yang dilewati, sesuatu yang dikorbankan, isak tangis, suka duka, stress itu pasti, stress itu makanan sehari-hari. Nah, perjuangan apa saja yang harus saya lewati supaya ijazah kinclong ?

a. Belajar yang rajin
Nah, pasti temen-temen udah sering banget dengar kata yang satu ini "'Belajar yang rajin ya dek, supaya masa depanmu cerah". Menurut saya, dikelas 12 ini, kudu banget perhatiin guru di kelas, kerjain pr yang rajin dan jangan nyontek. Percaya deh, kelas 12 tuh banyak banget tugas, laporan praktikum, ulangan, pr, dll. Bahkan sekali ulangan 9 bab atau bahkan dari kelas 10 - 12, dan biasanya ada sehari yang ulangan nya ada dua, dan bahannya bejibun. Nah kebayangkan kalo kita gak ngerti apa yang guru jelasin di kelas ? Kalo ulangan, kita harus kelabakan gak ngerti apa-apa, dan percaya deh, sks gak bakal ampuh di kelas 12.
Dengan belajar yang rajin, emang engga menjamin kalo kalian pasti dapet nilai bagus, tapi setidaknya ilmu pengetahuan bertambah kan? Nilai itu penting, tapi menurut saya ilmu pengetahuan juga penting. percuma aja kalo nilai didapat dari cara-cara yang gak halal, tapi pas ditanyain "DING!" gak tau apa-apa.

b. Enjoy aja kalo guru kasih try out
Iya, kadang-kadang guru suka berinisiatif kasih kita try out sendiri. Emang sih bikin stress. BANGET. Tapi percaya deh, semakin sering kita latihan, semakin kita terbiasa, dan puji Tuhan, ujian-ujian bakal lebih siap dan lebih mateng serta lancar.

c. Rajin nanya
Emang sih, ini tipe-tipe anak ambis yang suka rajin nanya guru di depan. Ya gua juga salah satunya AHAHAHA. Hem, kadang-kadang banyak hal yang saya gak ngerti kalo guru jelasin di depan kelas, nah salah satu caranya, ya nanya sama guru yang bersangkutan kalo dia lagi free. Kadang-kadang saya juga nekat maju ke depan meskipun gak tau jawabannya apaan dan gak ngerti caranya. Tapi pede aja, gak digigit kok, paling diomelin, tapi gara-gara diomelin itu, jadi nyangkut pas ulangan.

d. Cari teman seperjuangan
Di kelas 12 ini, butuh banget orang yang sehidup seperjuangan, intinya nyari temen yang sama menderitanya kayak kita, biar kita gak sendirian dan saling memotivasi. Bukan temen seperjuangan yang negatif ya, tapi yang positif, biar sama-sama belajar bareng dan saling membantu satu sama lain.

e. Jangan suka numpuk kerjaan
Kalo ada kerjaan dan ada waktu, ya langsung dikerjain. Jangan ditumpuk-tumpuk, terus pas hari H kelabakan, apalagi kalo buat seni, saya harus buat seminggu sebelumnya.

f. TELITI
Yaampun, poin yang ini penting banget. Saya juga masih susah ngelakuinnya. Teliti aja pekerjaan sebelum dikumpulkan, baca soal hati-hati, jangan langsung tancep.

g. Carilah motivasi 
Saya butuh banget motivasi, terutama di kelas 12 ini, biasanya saya baca buku motivasi, biar saya tau, untuk apa saya belajar, untuk apa saya hidup. Buku motivasi favorit saya adalah "Mimpi Sejuta Dollar" karya Merry Riana, dan buku Anthony Robbins, tapi saya lupa judulnya apa. Buku itu mengajarkan saya, bahwa asal saya gigih dan berjuang, serta pasrah kepada Tuhan, saya bisa melewati semua rintangan yang ada.

h. Mintalah restu Tuhan dan orang tua
Engga, bukan buat nikah. Tapi kalo semua udah direstui orang tua dan Tuhan, puji Tuhan semua bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Menurut saya, itu aja sih tips-tips saya dalam menghadapi ujian. Semoga usaha yang saya lakukan tidak sia-sia, karena saya percaya, kalo kita sudah berusaha semaksimal kita, Tuhan pasti bantu kita juga untuk meraih yang terbaik.

Jakarta, 19 Januari 2016.

Atas nama Regina Caroline, 
SALAM SUKSES !