Laman

Kamis, 15 Maret 2018

Liburan Musim Dingin

Halo semuanya !

Udah lama banget aku gak blogging. Terakhir nulis blog itu sebelum mulai Studienkolleg sekitar September 2016. Puji Tuhan sekarang Studienkolleg aku sudah selesai, dan sekarang aku udah mau mulai semester 2 tanggal 9 April nanti. Masa-masa lulus Studienkolleg adalah masa-masa yang paling menyenangkan sekaligus paling ribet. Waktu itu aku dapat jatah libur 4 bulan, dan aku putusin untuk bekerja.Aku kerja di sebuah perusahaan yang namanya Bosch dibagian Logistik. Pekerjaannya angkut-angkut barang, lapor dan catet kalau ada yang cacat atau tidak sesuai. Melalui kerja di perusahaan ini, saya jadi tahu kalau barang-barang merk Bosch kualitasnya memang bagus, karena jika barang cacat sedikit saja, atau kemasannya berdebu, tidak boleh dikirim ke konsumen. Enaknya kerja disini adalah dapat diskonan kalau beli barang barang merk Bosch :) Selain bekerja, aku juga ngelamar ke berbagai Universitas, contohnya di TU München jurusan Teknik Kimia dan KIT jurusan Teknik Industri. Tadinya aku mau coba daftar di RWTH Aachen, tapi gak jadi karena kotanya kecil banget :( Hahaha. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya diputusin untuk kuliah di TU München, karena berbagai faktor. Masuk kuliah disini itu tanpa tes. Jadi nilai Studienkolleg dan Interview harus bagus, supaya bisa diterima.
                                            Image result for tu münchen maschinenwesen
                                    sumber : fml.mw.tum.de (gedung tempat saya biasanya kuliah)

Jurusan Teknik Kimia adalah jurusan yang lumayan serakah. Selain belajar Kimia, kita juga belajar Teknik Mesin. Kalau kuliah disini, kita gak perlu absen, mau datang atau tidak, terserah. Kalau saya sih, selalu dateng, abisnya dosennya ganteng HEHEHHE. Yang wajib datang itu hanya saat Testate dan Praktikum.

Untungnya lagi di Semester 1 ini, dosen saya bicaranya bahasa Jerman 'normal', maksudnya tidak ada aksen-aksen bayerisch yang menyulitkan saya untuk mendengar. Setiap kelas juga selalu direkam dan diunduh di sebuah portal, sehingga bisa ditonton lagi dirumah. Di portal ini juga murid-murid bisa mengajukan pertanyaan 24/7 yang akan dijawab lumayan cepat oleh tutor-tutor yang bertugas. Saat ujian pun kita boleh membawa contekan. Contohnya saat ujian Matematika, setiap murid diijinkan membawa contekan 1 lembar A4 yang boleh ditulis apapun. Yang paling unik adalah ujian Mekanik (Technische Mechanik), dimana setiap murid diijinkan membawa 10 lembar bolak balik A4 yang isinya boleh apa saja, termasuk soal ujian tahun-tahun terdahulu beserta kunci jawabannya. Kalau bawa mas Fabian yang hobi lari marathon itu aja, boleh ?

Tapi jangan senang dulu. Selama ujian yang saya tempuh dalam waktu 90 menit dengan 7 soal. Saya sama sekali tidak sempat untuk melirik contekan yang saya buat. Bahkan saya tidak sempat untuk mengerjakan semua soal. Konon katanya, soal ujian memang didesain untuk tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu 90 menit.

Kalau kuliah disini, jangan harap bisa belajar dengan sistem SKS. Biasanya murid-murid disini selalu belajar minimal 1,5 sampai 2 bulan sebelumnya. Itupun sudah banyak yang mundur teratur (a.k.a : Eksmatrikulasi). Soal-soal ujian disini memang didesain supaya dalam setiap ujian minimal 30% tidak lulus). Sistem pembelajarannya pun agak unik, apabila dalam suatu ujian tidak lulus sebanyak 2x, maka pilihannya adalah drop out, dan anak itu tidak bisa kuliah dengan jurusan yang sama diseluruh Jerman. Ibaratnya angka kelulusan di Jerman itu seperti piramida yang runcing di atas, atau seperti Teori Seleksi Alam Darwin. Kalau tidak mau dipunahkan, ya memunahkan. Pacar saya pernah bercerita, awal dia masuk kuliah isinya 600 orang, dan setelah dia hampir lulus yang tersisa kurang lebih 120 orang. Ngeri-ngeri sedap. Intinya kalau masuk bersama, belum tentu keluar bersama. Tapi kata teman-teman saya yang sudah lulus, kalau mau berusaha dan belajar dengan rajin, pasti bisa lulus. Ya saya cuma berharap supaya saya bisa lulus juga.

Sedari saya kecil, tidak pernah terbesit sekalipun dipikiran saya untuk bisa keluar negeri. Apalagi bisa kuliah di TU München. Saya ingat sekali, waktu saya di sekolah dasar, saya itu pemalas sekali. tugas tidak pernah buat, ulangan jarang sekali lulus. Intinya saya itu super pemalas dan pecicilan.  Sampai-sampai guru bahasa inggris saya benci banget dengan saya. Saya juga sering banget ditimpuk sama kapur kalau guru mengajar. Cita-cita saya pun gak seperti anak-anak pada umumnya, yaitu menjadi pegulat (sumo). Sebelum memutuskan kesini, saya berpikir kalau bahasa Inggris saya aja belepotan, gimana caranya bisa belajar bahasa Jerman ? Pokonya saya cuma bisa ngomong "ich liebe dich". Tapi kan gak lucu kalau saya mesen makanan bilangnya "ich liebe dich", bisa-bisa saya ditampar orang kan. Kalau gitu jadi lucu dong.

Yaudahdeh segini aja cerita-ceritanya. Ya intinya kuliah dimana aja gak ada yang mudah. Ilmu itu diraih harus dengan doa, kerja keras, dan ketekunan. Percuma aja kalau kuliah di luar negeri tapi malas-malasan. Justru menurut saya bagusnya kuliah di luar negeri bukan hanya dilihat dari ilmunya saja, tapi mentalnya yang berubah. Gimana Jerman mengubah saya dari anak yang "menye-menye", jadi anak yang sedikiiiiiit lebih kuat.

Salam hangat dari München,

Caroline


Tidak ada komentar:

Posting Komentar