Laman

Minggu, 18 Oktober 2015

Refleksi Ret-Ret 2015

Cahaya Itu Membimbingku
Aku adalah seorang pendosa. Dosa-dosaku sangatlah banyak. Aku malas pergi ke gereja, aku malas pergi ke sekolah, aku selalu mengeluh bahwa hidup ini tidaklah adil. Aku selalu membandingkan diriku dengan orang lain, sehingga menjadikan aku orang yang sulit untuk bersyukur. Aku merasa beban hidupku berat, sehingga aku tak mampu bangkit lagi. Aku membutuhkan sesuatu untuk menyegarkan jiwaku, mengangkat beban-beban hidupku yang begitu berat dan beristirahat sejenak.
Aku ibarat daun yang terombang-ambing di lautan. Mengalir tanpa arah dan tanpa tujuan. Aku tidak tahu kelak aku ingin menjadi seperti apa. Aku tahu aku ingin menjadi orang yang sukses, namun aku tidak tahu bagaimana caranya. Namun aku melihat secercah harapan, aku melihat seberkas cahaya, aku tahu Tuhan selalu berjalan bersamaku, membimbingku menuju masa depan yang cerah.
……………
            Tema ret-ret tahun ini adalah “Berjalan Bersama Tuhan, Menuju Masa Depan”. Saya sangat antusias mengikuti ret-ret ini. Saya berharap, setelah mengikuti ret-ret ini, saya bukanlah seorang pendosa lagi. Saya ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
            Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya belum tahu saya ingin menjadi apa. Saya seperti daun yang terombang-ambing. Dulu, saya ingin menjadi sumo, supaya saya bisa menginjak orang yang saya sebal, lalu cita-cita saya berubah lagi, saya ingin menjadi sarjana Teknik Elektro, setelah itu saya ingin menjadi seorang dokter, karena menurut saya, dokter adalah sebuah profesi yang bergengsi dan terpandang di kalangan masyarakat. Cita-cita menjadi seorang dokter akhirnya gagal juga, setelah insiden saya pingsan di laboratorium biologi setelah praktikum “Uji Golongan Darah”. Konyol bukan ?
Melalui ret-ret yang diadakan tahun ini, saya diajarkan untuk lebih mengenal siapa saya, menelusuri diri saya, serta potensi-potensi yang saya miliki. Saya sekarang mengetahui jurusan kuliah apa yang cocok bagi saya, setelah mengikuti tes kepribadian yang disediakan oleh frater-frater yang ada di sana.
            Frater di sana berkata, bahwa Tuhan senantiasa memberkati dan membimbing kita dimanapun kita berada. Saya terdiam sejenak. Kadang-kadang saya berpikir, dimanakah Tuhan berada ? Apakah Tuhan mendengarkan doa-doa saya ? Apakah Tuhan membantu saya dalam menghadapi pergulatan hidup ini ?. Ret-ret ini seolah-olah menyinggung saya. Mengapa saya meragukan Tuhan ? Tuhan yang Maha Besar, Tuhan yang Maha Dahsyat. Tuhan yang senantiasa menemani saya dimanapun saya berada, melindungi saya dari segala marabahaya. Kenapa saya tidak menyadari keberadaannya ?
            Sewaktu saya masih kecil, saya adalah anak yang nakal. Waktu itu siang hari, saya diajak oleh mbak saya untuk ke salon menemui mama untuk ikut potong rambut yang waktu itu rambut saya sudah panjang. Di tengah-tengah perjalanan, saya berlari-lari. Pada saat saya berlari, tanpa saya sadari ada motor yang melaju cukup kencang. Mbak saya sudah memperingatkan saya, bahwa ada motor yang melaju. Namun tanpa mendengarkannya, saya tetap berlari-lari sampai akhirnya saya tertabrak motor tersebut.
            Beruntung saya masih hidup, meskipun ada luka-luka di sekujur tubuh saya. Orang tua saya langsung pulang, dan menemui saya. Menurut saya, peristiwa itu juga ada campur tangan Tuhan. Tuhan masih menolong saya untuk selamat dari bahaya itu, meskipun ada luka di sekujur tubuh saya, yang menyebabkan saya tidak bisa berjalan selama beberapa waktu. Peristiwa itu juga membuat saya lebih hati-hati sampai sekarang, supaya tidak ceroboh. Hal itu adalah bukti cinta kasih Tuhan kepada saya. Mengapa saya baru menyadarinya sekarang ? Sungguh, ret-ret ini telah membuka hati dan pikiran saya, serta menyadarkan saya bahwa Tuhan selalu ada di samping saya.
            Berhadap-hadapan dengan romo, saya mengakui segala dosa dan kekurangan saya. Begitu banyak dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang mungkin tidak saya sadari, namun telah saya perbuat. Setelah keluar dari ruangan pengakuan dosa. Saya hening sejenak, merefleksikan kembali perilaku-perilaku apa saja yang telah saya perbuat selama hidup ini. Berterimakasih dan bersyukur kepada Tuahn atas berkat dan rahmat-Nya, serta pelindungan-Nya dan peringatan-Nya selama hidup ini, yang seringkali saya abaikan. Maafkan saya Tuhan.
            Daun yang terombang-ambing di lautan kini telah tiada lagi. Sekarang daun itu telah menemukan tujuannya. Orang yang buta dalam kegelapan tidak ada lagi. Sekarang orang yang buta telah melihat cahaya yang terang. Dimana cahaya itu yang memimpin orang itu untuk meraih impian-impiannya, dan yang saya yakini, cahaya itu adalah Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa membimbing saya menuju masa depan yang cerah.
                                                                                                          Regina Caroline XIIA2/29

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar